'Kami risau cencaluk, belacan Melaka bakal hilang' - Pengusaha

Iklan
Paling utama kini adalah pembelaan yang setimpal buat pengusaha belacan dan cencaluk, termasuk usaha pihak berwajib menjaga ekosistem hidupan laut demi nelayan pesisir pantai. - Astro AWANI

KLEBANG - Jika sampai ke Melaka, sudah tentu cencaluk dan belacan Melaka antara makanan yang dicari pengunjung dari negeri lain.

Iklan
Iklan

Selain menjadi simbolik produk pelancongan Melaka, ia juga hasil pendapatan rata-rata penduduk yang tinggal di pesisir pantai terutama di Klebang dan Pantai Kundor.

Namun kini, hasil pendapatan mereka musnah gara-gara pembangunan di sekitar kawasan pesisir pantai.

Iklan

Hilangnya udang geragau

Astro AWANI bertemu nelayan Sungai Lereh, Mohd Sapuan Ismail, 25, yang turut meluahkan rasa kecewa apabila ekosistem geragau terganggu akibat tambakan pasir.

Iklan

"Sebelum ada tambak setiap kali musim udang geragau memang senang dapat. Kalau setakat nak dapat 7 hingga 8 kilogram senang dapat.

"Sekarang nak dapat setengah kilo pun susah, sebab lubuk ikan dan batu-batu karang semua tertimbus. Dulu setiap kali musim mesti ada udang geragau, sekarang memang susah," jelasnya.

Namun masih ada harapan di kawasan pesisir pantai Pengkalan Balak dan Tanjung Bidara yang masih terjaga ketika ini.

"Nasib (baik) di Pengkalan Balak tak ada penambakan pasir. Kalau di sini takda tambak, dulu sampai sekarang nelayan memang boleh cari makan," katanya lagi.

Masa depan gelap

Tidak terhenti di situ, kami cuba mendapatkan reaksi peniaga dan pengusaha belacan dan cencaluk di sekitar kawasan pesisir pantai berkenaan.

Zaipah Surin, 80, pengusaha belacan dan cencaluk sejak 20 tahun lalu meluahkan rasa sama.

"Pasal orang dah tambak laut, geragau tak datang (ke Klebang). Kalau (dahulu) tepi pantai senang saja dapat, tapi sekarang dah tak ada.

"Nenek terpaksa beli belacan timbang dan tepek balik, uniknya belacan Melaka tak campur, cuma geragau dan garam sahaja," ujarnya.

Malah, pengusaha sepertinya terpaksa membeli udang geragau dengan harga yang mahal, gara-gara kurangnya hasil tangkapan di sekitar kawasan Pantai Kundor.